IKLAN GRATIS TANPA DAFTAR: Kakekku selalu berdiri menghormat di ...


Aku tidak akan munafik dengan berpura-pura mengatakan bahwa bulu kudukku berdiri bila mendengarkan lagu Indonesia Raya. Aku takkan berbohong mengatakan bahwa rasa nasionalismeku membara setiap mengikuti upacara penaikan bendera Merah Putih saban hari Senin pagi semasa sekolah dulu.

Tapi aku akan mengatakan bahwa ada satu simbol keindonesiaan yang membuatku ingin dilahirkan sebelum 1945, yaitu suara Bung Karno saat membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Semasa kanak-kanak, aku selalu heran melihat kakekku, bapaknya bapakku, apabila dia mendengarkan radio. Saat itu dia sudah berumur 70-an. Kakekku seorang pensiunan kepala kantor pos. Sehari-hari dia mengenakan sarung dan kopiah, dan mengisap rokok memakai cangklong.

Belum ada televisi di rumah kakekku, hanya sebuah radio tabung yang kalau tak salah ingat bermerek Philips. Dia mendengarkan siaran RRI dan radio-radio luar negeri. Kakekku lancar membaca dan menulis dalam bahasa Belanda. Tulisan tangannya sangat rapi; aku belum pernah melihat tulisan secantik itu hingga kini.

Jika ada lagu Indonesia Raya terdengar di radio, dia akan segera meletakkan komik Kopingho dan rokok dari tangannya, lalu berdiri tegap di depan radio. Pecinya dibetulkan posisinya, dan tangan kanannya mengambil sikap menghormat. Dia berdiri dengan sempurna, tak ubahnya seorang militer.

Dia akan terus berdiri seperti itu hingga lagu kebangsaan usai…, memakai sarung. Aku hanya terdiam melihatnya, tak mengerti.

Suara Bung Karno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945

YouTube

Video lagu Indonesia Raya asli

YouTube

Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2009.

Sekali Merdeka Tetap Merdeka!

Sekali NKRI Tetap NKRI!

Merdeka, Indonesiaku!

Previous
Next Post »