Thein Dhiener: Komik di Indonesia

Ada sekitar 8-9 ribu judul komik yang ada di dunia ini, mungkin lebih dari itu dan mencapai beberapa puluh ribu. Semua itu adalah komik, komik dan komik. Komik dengan berbagai jenis cerita mulai dari kisah sehari-hari, fantasi, horor, drama, dan masih banyak jenis yang lain. Di Indonesia komik kebanyakan hanya dianggap bacaan anak2. Berbeda dengan negara-negara diluar sana, bahkan orang tua membaca komik.
Mungkin hal itulah yang membuat industri perkomikan di Indonesia ini kurang berkembang. Sekitar 20 tahunan yang lalu saya mendengar sebuah bacaan silat yang cukup legendaris bernama Ko Ping Ho yang sangat disukai orang-orang. Bacaan ini tidaklah berupa gambar-gambar seperti sekarang ini, tetapi masih dapat dikatakan novel mini. Dari yang saya dengar gerakan-gerakan di buku kecil ini benar-benar dapat dilakukan oleh manusia. Mungkin karena cara penyampaian dalam Ko Ping Ho ini, bacaan ini sangatlah diminati pada saat itu. Bukan hanya oleh anak-anak muda tetapi juga orang dewasa dan tua.
Keadaan itu berbeda dengan sekarang, "Udah umur segini masih baca komik ?", kata2 itu sering terdengar oleh saya dan beberapa teman-teman saya dan mungkin oleh banyak anak muda di Indonesia. Menurut saya, kata2 ini berasal dari kebudayaan kedewasaan di Indonesia yang tidak benar, komik dapat dinikmati siapa saja, baik tua maupun muda. Sama seperti tayangan di televisi dengan banyak jenis cerita dan cara penyampaian. Tidak tepat kalau komik hanya dikatakan sebagai hiburan semata, komik komedi memang dapat dikatakan sebagai hiburan. Tetapi beberapa komik memberika pengalaman dari ceritanya yang sangat beraneka ragam.
Dilihat dari sisi lainnya, membuat komik dapat menjadi sebuah mata pencaharian sendiri. Di Jepang dan beberapa negara lainnya tidak aneh jika seseorang ber pekerjaan sebagai komikus. Berbeda dengan pekerjaan biasa, komikus memiliki sistem tersendiri, kebanyakan adalah deadline tiap minggu. Seorang komikus menggambar panel demi panel dibantu oleh asistennya menghasilkan selembar komik. Selembar demi selembar ini kemudian dikumpulkan hingga menjadi sebuah chapter. Chapter ini beraneka ragam. biasanya antara 5-30 an lembar dikerjakan antara 1-2 minggu. Tiap chapter ini dikumpulan lagi menjadi sebuah buku. Karena itu tidak heran jika 1 volume komik kadang kala membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Tidak selesai sampai disitu saja, di Jepang, salahsatu negeri yang komiknya sangat terkenal. Kelanjutan komik bergantung dari rating dan respond pembaca. Sebuah komik yang direncanakan akan menjadi komik yang panjang bisa berhenti ditengah jalan jika rating komik tersebut turun. Tentunya ini menjadi ujian tersendiri bagi pembuat komik.
Dilihat dari segi ceritanya, jenis cerita komik memang sangat beragam. Mulai dari komedi seperti School Rumble, Love n Collage dan Tu Love Ru sampai cerita mengejar impian seperti One Piece sampai cerita yang cukup berkonflik seperti Evangelion dan Clannad, dan masih banyak lagi jenis cerita komik yang lain. Dilihat dari banyaknya jenis ini dapat dilihat fakta bahwa komik tidak hanya diperuntukkan bagi anak kecil. Komik seperti Kungfu Komang memang berjenis komedi, tetapi komedi untuk anak umur 16 tahun keatas. Begitupula dengan Evangelion dengan konfliknya atau Shin Angyo Onshi yang cukup berdarah.
Saya pribadi menyukai jenis cerita komedi dan kehidupan manusa, saya mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan dari banyak komik yang saya baca. Walaupun yang saya baca masih dapat dikatakan sedikit tetapi cerita2 didalamnya memiliki tempat tersendiri dihati saya. Ketika membaca komik, tidak jarang emosi yang terkandung dalam komik tersalur kepada pembacanya. Jika adegan didalam komik cukup lucu mungkin pembacanya ikut tertawa. Jika adegannya sedih mungkin pembacanya bisa menangis. Bahkan bukan hanya saya, teman-teman saya kadangkala begitu. Bahkan saya yakin bukan hanya saya dan teman2 saya tetapi semua pembaca komik didunia.
First